Suara Misterius Dan Kolam Teratai - 03

8:16 AM

Sudah hampir empat puluh hari perjalanan mengarungi lautan akhirnya mendapatkan titik cerah, para awak kapal melihat sebuah pulau kecil dan hanya satu-satunya yang terlihat. Tidak begitu banyak penduduknya, tampak cahaya lampu pemukiman di bibir pantai disertai pelabuhan kecil yang biasanya digunakan nelayan. Ini berita bagus, karena Hoca dan awak kapal lainnya telah memperhitungkan untuk mengisi perbekalan jika pulau ini bukan tujuan yang dimaksud.

pulau terpencil

Kapal itu sandar di dermaga kecil, penduduk setempat memperhatikan awak kapal. Mungkin karena mereka asing dan jarang sekali pelaut ingin singgah di pulau kecil ini. Tak jauh dari dermaga, disana ada sebuah Mesjid kecil yang sedang mengumandangkan azan magrib, Hoca pun bergegas menuju meninggalkan awak kapal lainnya menuju mesjid yang tidak tampak megah. Dia merasakan kesejukan dan kenyamanan didalamnya, warna lampu yang terang dan tempat yang bersih, dan imam yang tampak khusuk sekali melaksanakan shalat berjamaah. Sepertinya mesjid ini tidak sebanding dengan desain luarnya yang begitu sederhana.

Hoca duduk terdiam setelah usai berjamaah, suasana hening dengan hati yang mengucapkan kalimat-kalimat indah kepada Sang Pencipta, sayup-sayup dia mendengar seseorang tengah menegurnya. Hoca membuka matanya, tidak seorang pun berada disekitarnya ataupun di luar mesjid kecil itu. Merasa tak yakin, dia menutup kembali matanya.... suara itu mulai terdengar kembali.

Lama perdebatan antara Hoca dan suara misterius berlangsung, dia meyakini suara ini semakin akrab dan terkadang mampu memberi sebuah jawaban pasti. Tetapi setiap kali dia bertanya tentang identitas pemilik suara, Hoca tidak mendapatkan jawaban sama sekali, dan itu bukan menjadi beban bagi dirinya. Suara itu terus mengajarkan dirinya tentang hal yang sama sekali belum pernah didengarnya, seperti sebuah ajaran tetapi bukan, atau seperti rahasia tetapi bukan,.... dan Hoca meyakini semua itu akan membuatnya jauh lebih baik.

kolam teratai

Hampir tengah malam, Hoca tak sadar bahwa dirinya telah menghabiskan banyak waktu berbincang dengan si pemilik suara misterius. Dia keluar menuju ke halaman mesjid seraya memandang cerahnya langit dihiasi bulan dan bintang-bintang, memandang bintang utara yang selama ini menjadi panduannya berlayar ke negeri tak dikenal.

Biasan cahaya itu terlihat disebuah kolam depan mesjid, sebuah kolam dihiasi bunga teratai semakin indah diterangi cahaya. Sungguh sebuah nikmat yang besar dalam hidupnya, dalam kesendirian dia duduk termenung menatapi teratai mekar dan kembali berbicara dengan suara misterius.


Kisah Lainnya

Komentar