Keyakinan, Kekuatan Terbesar Dalam Diri - 06

9:46 AM

Naga api terus menerus menghajar tanpa ampun sehingga Hoca tampak kewalahan dan hampir kehilangan kendali. Siapa yang akan membantunya kali ini? Dia merasa nasibnya tidak seberuntung perjalanan yang lalu silih berganti bala bantuan itu datang. Hoca tak bisa berfikir jernih dan bingung, hingga tubuhnya roboh oleh satu serangan kaki Naga Api.

Terkapar tak berdaya tanpa kekuatan sedikitpun, Hoca merasa pasrah ketika taring dan cakar Naga Api tepat berada diatas dadanya. Sebelum menerima serangan terakhir, Hoca menenangkan diri dan menutup mata agar kematian yang menjemputnya tampak sempurna sebagai kesatria sejati.

"Jika Allah tidak menghendaki kematianmu hari ini, apakah kau yakin?" Suara misterius itu tiba-tiba muncul disaat-saat terakhir, Hoca tersentak dan membuka matanya.
"Aku yakin...."
"Kau masih belum yakin!" Nada suara itu tampak keras hingga membuat semangat Hoca muncul seketika.
"AKU YAKIIIN...!" Teriak Hoca sambil mendorong sang Naga yang mencengkram dadanya hingga monster itu terseret kebelakang.

Naga mundur

"Sebelum kita melanjutkan pertarungan ini, aku ingin menanyakan satu hal kepadamu, Penguasa Lembah Hitam. Apakah setiap orang yang melintas ke lorong kecil ini harus kau bunuh?" Hoca bertanya dengan nada tinggi.
"Apa urusanmu? Jangan kira kau akan mendapat ampunan dariku." Jawab Naga dengan garang.
"Setidaknya aku mendapatkan jawaban sebelum menjemput kematianku."
"Tidak seorangpun kubiarkan melintasi tempat ini, setiap hari aku tertidur dalam lubang itu dan mustahil ada yang bisa menyelinap. Kecuali mereka kembali ke dalam lembah, mereka kubiarkan melarikan diri."
Hoca merasa heran: "Mengapa kau membiarkan manusia tetap hidup dan berlari kedalam lembah?"
"Kau ini bodoh? Jika aku mengejar seorang manusia kedalam lembah, maka yang lain akan cepat menyelinap memasuki lorong kecil ini. Aku tak akan terkecoh, rumahku dan makananku ada disini, bukan didalam lembah. Setiap hari pasti ada makhluk yang melewati tempat ini, aku tak perlu merisaukan makanan." 
"Mungkin aku akan mengambil keputusan, lari kedalam lembah."

"Lari lah anak muda,... kau hanya memiliki dua pilihan, melawanku atau hidup didalam lembah hitam tanpa sinar matahari. Mereka yang tinggal didalam lembah tak mampu menghidupkan api karena suhu terlalu dingin dan kayu lembab. Mereka tidak bisa membedakan hewan buruan rusa, babi, serigala, bahkan mereka juga memakan daging manusia karena sulitnya berburu di kegelapan. Yang kuat akan menjadi raja, dilayani ratusan wanita dan pengawal pribadi. Tidak ada aturan kehidupan yang mengekang dengan pakaian hanya menutupi kemaluan bak surgawi ditengah malam, setiap orang bebas melakukan apa saja. Mereka yang sudah menikmati hidup disana tidak ingin keluar dari sini, terlebih harus menghadapi aku. Lebih baik kau kembali kedalam, surga dunia yang sebenarnya sedang menantimu." 

Hoca berfikir sejenak, mungkin benar perkataan penguasa ini, daripada bertarung menjemput kematian, lebih baik mengadu nasib didalam lembah hingga cukup kuat melawan Naga Api. Tetapi lengan dan kakinya semakin kuat, semakin yakin dapat mengalahkan monster sebesar apapun.
"Kalau begitu aku tak punya pilihan, mengalahkanmu atau mati dan menjadi santapanmu!"
"Keyakinanmu itu akan PUPUS, ANAK MUDA!...."

Pertarungan keyakinan

Kali ini serangan-serangan yang dilancarkan Naga Api cukup mudah dihalau Hoca, dia tampak tenang dari sebelumnya, lebih gesit dan lebih strategis dalam melancarkan serangan balasan. Hari semakin malam, tetapi Hoca tampaknya tak mengenal lelah dan yakin sekali bahwa hari itu dirinya tidak akan menjemput kematian.


Kisah Lainnya

Komentar